Senin, 22 Juni 2015

Pemahaman Kebijakan Fiskal



1.     Sebutkan Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Segi Teorinya!
·        Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja. 
·        Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil.
·        Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran pemerintah.

2.     Sebutkan instrumen-instrumen yang ada dalam Kebijakan Fiskal!
·        Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
·        Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
·        Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Contoh Kasus :
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan sudah tak bisa menjadikan komoditas menjadi tiang penyangga pendapatan negara. Musababnya, turunnya harga komoditas dan minyak mentah memukul pendapatan negara cukup signifikan.

"Rp 150 triliun hilang karena penurunan harga minyak," ujar Bambang di Hotel Bidakara, Rabu, 29 April 2015. Harga minyak juga diprediksi takkan bergerak banyak di kisaran US$ 60-80 per barel.

Untuk itu, menurut Bambang, meskipun sudah melepas beban subsidi BBM, penerimaan negara terpukul karena faktor penurunan harga tersebut. Bambang mengatakan akan mengedepankan pendapatan negara melalui pajak dan non-pajak.

Seraya mengoptimalkan sistem penerimaan pajak negara, pemerintah juga akan terus mengedepankan pembangunan infrastruktur dasar. "APBN 2016 dibuat dengan persiapan yang detil dan menjamin kelanjutan dari belanja APBN sebelumnya."

Belanja negara yang berfokus pada belanja infrastruktur produktif masih menjadi prioritas, begitu pula dengan pemberian subsidi solar, listrik, pupuk, dan bibit unggul.

Selain itu, ada peningkatan transfer dana daerah, pembangunan sejuta rumah, penyertaan modal negara untuk BUMN infrastruktur, pangan, dan perhubungan yang akan terus dilanjutkan.

Bambang tak menampik jika kebijakan fiskal tersebut takkan menghindari defisit anggaran. "Negara berkembang wajar jika defisit karena peluang pertumbuhannya masih besar," kata dia. Pun, Bambang mengatakan, menjaga defisit anggaran tak lebih dari 1,9 persen adalah salah satu kebijakan fiskal negara di tahun 2016.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar